Dunia Internasional Akui Papua Wilayah Indonesia

Isu yang berkembang selama ini yang menyatakan
bahwa hampir sebagian besar negara-negara di dunia mendukung perjuangan
Papua merdeka, ternyata hanya sebatas retorika. Perjuangan Papua
merdeka, hanya didukung beberapa tokoh pilitik satu negara saja, yakni
tokoh politik Vanuatu. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum Badan
Otoritas Adat Sentani, Frans Albert Joku, beberapa waktu lalu kepada
wartawan di Jayapura. Ia mengatakan, dari sekian ratus negara republik
atau kerajaan yang ada di dunia, yang mendukung Papua merdeka hanya
Vanuatu yang baru merdeka pada tahun 1980-an dari jajahan Perancis dan
Inggris, itupun bukan dukungan resmi Pemerintah Vanuatu namun hanya
beberapa tokoh politik Vanuatu saja.
Karena itu, Joku menyatakan keheranannya karena media
dan pemerintah di Indonesia serta masyarakat dan mahasiswa di Papua
menerima isu-isu yang selama ini beredar terkait sepak terjang IPWP dan
ILWP. Apalagi, media massa ikut pula menggembar–gemborkan hal ini.
Joku yang juga merupakan mantan Tokoh Presidium Dewan
Adat Papua (PDP) urusan luar negeri ini menjelaskan secara rinci bahwa
International Parlementarians for West Papua (IPWP) dan International
Lawyers For West Papua (ILWP) adalah organisasi yang diorganisir oleh
LSM-LSM luar negeri yang peduli terhadap masalah Papua.
“IPWP dan ILWP ini tidak lain hanya sekedar LSM yang
bergerak atau gabungan dari kelompok-kelompok perorangan para pemerhati
isu yang berkembang di Papua. Mereka terdiri dari pengacara, advokat
juga anggota parlemen Inggris dan hanya sekitar dua sampai tiga orang
dari Belanda, Belgia dan Uni Eropa,” terangnya.
Satu fakta yang harus diketahui adalah sejak Gubernur
Belanda di Batavia, Mercus, 24 Agustus 1828 (100 tahun sebelum sumpah
pemuda di Indonesia), atas nama mahkota Belanda sudah mengatakan bahwa
Papua itu adalah bagian integral Hindia Belanda atau jajahan Belanda.
“Ini fakta. Jadi jangan melihat sejarah Papua itu
sepenggal-sepenggal, tetapi kalau kita melihat asosiasi Papua itu sejak
tahun secara resmi 1928 dan ada banyak hal yang terjadi,” tegas Joku.
Joku juga ingin menyampaikan, sepanjang sejarah yang
dirinya tahu, yang mengklaim Papua dan yang menyatakan keinginan dan
hasratnya untuk menjadikan Papua dalam satu unit yang besar yang namanya
Indonesia yaitu pemimpin-pemimpin Indonesia, Soekarno dan Hatta beserta
teman-temannya. Sementara para jenderal Amerika yang melakukan perang
di Papua tidak menyatakan itu. Bahkan tidak mendeklarasikan bahwa Papua
adalah bagian Amerika Serikat. Begitu juga dengan Jepang yang banyak
memusnahkan banyak nyawa, belum pernah menyatakan hal itu.
Dengan fakta-fakta ini, ia ingin membuat deduksi yang
sedikit terpelajar dan pandai dalam menempatkan isu Papua sebenarnya
secara kontekstual. “Yang benar itu yang mana dan yang bohong itu yang
mana, supaya masyarakat Papua ini tidak terus tertipu, tergiur, dan
terjerumus ke dalam suatu pemikiran Papua merdeka,” ujarnya kemudian.
Jika pemikiran itu terjadi, lagi menurutnya, secara tidak langsung sudah
membuat satu komunitas yang tidak produktif.
Lebih ditegaskan bahwa Pemerintah Vanuatu mendukung
negara kesatuan Republik Indonesia. “Kehadiran satu, dua warga Papua di
Vanuatu tidak serta merta diartikan sebagai pendukung kemerdekaan,” kata
Menteri Hassan Wirajuda saat penandatangan MoU kerja sama bilateral
dengan Pemerintah Vanuatu.
Pada saat pertemuan setingkat menteri dengan Deputy
Prime Minister dan juga sebagai Menteri Luar Negeri Vanuatu Sato Kilman.
Menurut Hassan Vanuatu tidak menginginkan kehadiran orang Papua asal RI
ke Vanuatu tidak menjadi penghalang hubungan antara Indonesia dengan
Vanuatu.
“Vanuatu akan melakukan hal yang Vanuatu bisa lakukan
untuk menjalin hubungan dengan Indonesia terkait adanya warga Papua di
negaranya,” Kata Hassan Wirajuda mengutip perkataan Menteri Luar Negeri
Vanuatu. Hassan mengatakan tidak ada pertemuan rutin warga Papua di
Vanuatu yang mendukung kemerdekaan Papua. “Pemerintah sekarang (di
Vanuatu) mempunyai komitmen pentingnya menjalin hubungan dengan
Indonesia,” katanya.
Seiring berkembangnya waktu masyarakat Papua sudah
memahami bahwa beberapa aksi dan kegiatan yang mengatasnamakan
perjuangan rakyat Papua menuju Papua merdeka hanya dilakukan oleh
beberapa orang yang menginginkan Papua larut dalam permasalahan dan
tidak ingin Papua damai. Namun rakyat Papua semakin dewasa dalam
menyikapinya, hal tersebut ditunjukan dengan berkonsentrasi dalam
pembangunan, peningkatan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. Hal
tersebut di buktikan dengan semakin meningkatnya pembanguan di Papua
baik infrastrukturnya maupun kualitas SDM. ”Dunia tetap mendukung Papua
sebagai bagian integral Indonesia dan mendukung Papua dalam pembangunan”
kata Nicholas Pigome salah satu mahasiswa Papua.