Pernyataan Pdt. Benny Giyai Menghambat Percepatan Pembangunan Papua

Ditengah-tengah upaya masyarakat Papua
bersama-sama pemerintah sedang menggalakan percepatan pembangunan guna
mewujudkan Papua yang lebih maju dan sejahtera, masih saja ada yang
berusaha menghambat jalanya percepatan pembangunan dan tidak
tanggung-tanggung seorang tokoh agama yang seharusnya menyejukan hati
umatnya malah memperkeruh ketentraman umat.
Pernyataan Ketua Sinode Gereja Kingmi Papua, Pdt.
Benny Giyai di Jayapura dalam jumpa persnya yang mengatakan penangkapan
dan penahanan terhadap para mahasiswa di Jayapura yang melakukan aksi
menolak rancangan UU Otsus Plus pekan lalu, merupakan tindakan arogansi
dan diskriminasi dengan menutup ruang demokrasi bagi rakyat sipil untuk
menyatakan pendapatnya secara bebas dan damai. Penegakan ruang demokrasi
ditanah Papua pada kenyataannya memperumit konflik Papua.
Padahal sudah jelas, jika masyarakat ingin
menyampaikan aspirasinya dimanapun tempatnya harus mengantongi ijin atau
STTP dari pihak Kepolisian, jika tidak ada STTP maka sudah jelas akan
dilakukan penertiban dan tindakan lain jika telah mengganggu ketertiban
umum. Semestinya sebagai seorang pendeta, Bapak Benny paham, jika ada
masyarakat yang melanggar hukum di wilayah hukum Indonesia akan
dilakukan penertiban, karena Papua merupakan bagian dari Indonesia.
Selain itu, Benny juga menyesalkan peran Uncen
sebagai perguruan tinggi tertua di tanah Papua yang seharusnya jadi
benteng moral dan demokrasi belakangan ini malah sudah berkolaborasi
untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan penguasa yang ikut
menyengsarakan rakyat Papua. Uncen sendiri adalah pihak yang ikut
menyusun draf UU Otsus No. 21/2001.
Otonomi Khusus merupakan kebijakan Pemerintah
Pusat yang diberikan kepada masyarakat Papua dengan tujuan sebagai
penggerak percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan di Papua,
namun setelah berjalan beberapa tahun implementasi Otsus belum di
rasakan sepenuhnya oleh masyarakat. Maka sangat wajar jika Uncen sebagai
insan intelektual mengevaluasi implementasi Otsus dan merekomendasi di
keluarkan Otsus plus untuk kepentingan masyarakat Papua. jadi sangat
tidak tepat pernyataan Pdt. Benny Giyai yang beranggapan bahwa Uncen
hanya memperjuangkan kepentingan-kepentingan penguasa yang dan telah
menyengsarakan rakyat Papua.
“kami sebagai Umat Kristen sangat menyayangkan
pernyataan Pdt. Benny Giyai, ditengah-tengah perjuangan rakyat Papua
untuk bersatu membangun Papua yang telah didukung sepenuhnya oleh
Pemerintah, justru malah medukung aksi Gempar yang jelas-jelas
mengganggu ketertiban masyarakat dan menghambat proses perkuliahan di
Uncen” ungkap salah satu mahasiswa Uncen yang tidak mau disebutkan
namanya.
“Sebaiknya Bapak Benny memberikan pencerahan
kepada Umatnya untuk selalu berbuat baik dan tidak merugikan orang lain
dan bersama-sama umat lain membangun Papua yang lebik baik” imbuhnya.