Papua : ”Kini saya tetap OPM”
Mantan Petinggi Organisasi Papua Merdeka yang sudah
berjuang untuk mewujudkan Papua merdeka kini mendapatkan secercah
cahaya kebenaran dan kembali sadar untuk membangun Papua yang lebih
sejahtera
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan salah satu
Panglima TPN OPM wilayah Mamta Lambertus Pekikir beberapa waktu lalu
mengatakan “Kami akui Papua masih milik Indonesia, jadi tidak mungkin
seseorang membuat gerakan atau melawan negara”.
Mantan Petinggi Organisasi Papua Merdeka yang sudah
berjuang untuk mewujudkan Papua merdeka kini mendapatkan secercah cahaya
kebenaran dan kembali sadar untuk membangun Papua yang lebih sejahtera
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan salah satu
Panglima TPN OPM wilayah Mamta Lambertus Pekikir beberapa waktu lalu
mengatakan “Kami akui Papua masih milik Indonesia, jadi tidak mungkin
seseorang membuat gerakan atau melawan negara”.
Menurut Lambertus, dengan masih berstatus bagian dari
NKRI, Papua tidak mudah digoyang atau dijadikan negara sendiri. Kita
hanya bisa menunggu hingga PBB meninjau kembali resolusi 2504 yang
menetapkan Papua bagian dari Negara Indonesia. “Perlawanan bersenjata,
dialog, dan sebagainya akan sia-sia, tapi bila resolusi ini tidak
diubah, akan sama saja hasilnya,” katanya. Ia meminta warga Papua agar
bersabar dan menunggu perjuangan damai di dunia internasional.
Sementara itu, Nick Messet, mantan tokoh OPM Luar
Negeri yang telah sadar dan kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi, mengatakan
Papua merupakan bagian integral Indonesia sudah final. “Saya bertemu
dengan petinggi di PBB, saya berjuang selama puluhan tahun, tetapi tidak
menghasilkan apapun, masyarakat Papua hanya dibodohi dan ditipu oleh
Belanda saat itu, dimana Belanda pernah menyampaikan akan memberikan
kemerdekaan bagi rakyat Papua, namun itu hanya omong kosong belaka, dan
Papua sudah final di dalam republik ini,” tegasnya.
Baginya, perjuangan Papua menuju kemerdekaan hanya
menguras energi. Banyak waktu akan terbuang dan hanya menimbulkan
pertumpahan darah serta memakan korban yang sia-sia.
Selain Nick Messet, pejuang Papua merdeka yang telah
kembali ke Indonesia adalah sang pembuat Bendera Bintang Kejora Nicholas
Jouwe dan Mantan Menteri Penerangan OPM Frans Albert Joku. Ketiga
Petinggi OPM memulai sepak terjangnya memperjuangkan kemerdekaan Papua
ketika berusia remaja.
Nick Messet juga sempat belajar ilmu penerbangan di
Papua Nugini. Pada tahun 1969, Messet melarikan diri ke luar negeri dan
bergerak dalam gerakan bawah tanah pro-kemerdekaan Papua bersama Jacob
Pray, Petinggi OPM koordinator Markas Viktoria. Faksi ini menjadikan 1
Juli 1971 sebagai hari kemerdekaan Papua Barat yang mempunyai Benderanya
Bintang Fajar.
“Saat ini yang tepat adalah bagaimana kita berbicara
dengan pemerintah agar mereka mau terus membangun daerah ini dan
menghentikan pembunuhan terhadap orang Papua,” ujarnya. ”saya sampai
saat ini masih OPM, tapi bukan Organisasi Papua Merdeka, namun saat ini
yang paling tepat OPM adalah Orang Papua Membangun”.
Harapan kami para mantan petinggi Organisasi Papua
Merdeka seperti Tete Jouwe, Ipar Franzalbert Joku serta Ondoafi Ramses
Ohee Papua tetap damai dan mengharap kepada generasi muda Papua untuk
bergandengtangan membangun Papua, meninggalkan mimpi-mimpi Papua
merdeka, fokus dalam menuntut ilmu demi kepentingan rakyat Papua. ”Kita
tetap OPM, Orang Papua Membangun, dalam bingkai NKRI” tegas Nick Messet.