Headlines News :

Papua : Jangan mudah dibohongi !

Papua : Jangan mudah dibohongi !

ruben magai
Masyarakat Papua kembali dibuat bingung oleh beberapa orang yang mengaku sebagai pejuang rakyat Papua. Berbagai agenda terus menghantui dan membuat resah masyarakat Papua, dari mulai meminta dukungan aksi hingga meminta dukungan dana sebagai bentuk turut serta memperjuangkan Papua merdeka. 

Engelbert Ch. W. Surabut, SE, M. Si., dan Elly Sirwa, yang mengklaim dirinya sebagai ketua dan sekretaris panitia Hut ke – II Deklarasi Pemulihan Bangsa Papua Barat pada tanggal 19 Oktober 2011 s.d 19 Oktober 2013, mengeluarkan surat tertanggal 30 September 2013, dalam meminta sumbangan dana. Besarnya pungutan sumbangan sukarela yang dipungut ke masyarakat Papua sebesar Rp. 5.000 s.d Rp. 50.000 per orang. 

Dalam surat edarannya, pemungutan sumbangan dilakukan dengan alasan karena panitia merasa sangat kekurangan dalam hal finansial, sehingga guna melancarkan dan meringankan kerja-kerja atau menyukseskan kegiatan Hut ke – II Deklarasi Pemulihan Bangsa Papua Barat, maka panitia sangat membutuhkan pembiayaan.

Rencana tersebut kemudian diperjelas Markus Haluk (Sekretaris Nasional NFRPB) terkait penyerahan surat terbuka dari Forkorus Yoboisembut, S. Pd., yang menyebut dirinya sebagai Presiden Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB), perihal ucapan terimakasih kepada The Right Honourable Moana Carcasses Kalosi Prime Minister Of The Republic of Vanuatu in Port Villa, Vanuatu dalam rangka sidang umum PBB tahun 2013 sesi debat umum ke 68 pada 28 September 2013 di markas besar PBB New York Amerika Serikat, tegas Markus Haluk dalam jumpa pers di Jayapura (2/10). 

Namun disisi lain, dengan melakukan hal yang sama ada seruan aksi demo damai Komite Nasional Papua Barat pada 16 Oktober 2013, untuk menghimpun dana dalam rangka mendukung perayaan Hari Jadinya Internasional Parliamentarians for West Papua (IPWP/ILWP) tanggal 15 Oktober 2008 sebagai perkumpulan Parlemen-parlemen Papua Barat dengan melakukan aksi demo damai di seluruh tanah Papua dari Sorong sampai Merauke. 

Aksi-aksi kelompok ini mengundang kecurigaan karena sangat bertentangan dengan seruan moral Pastor Amandus Rahadat (Pastor Plebanus Gereja Katedral Timika) kepada seluruh umat Katolik di wilayah Mimika, bersamaan pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati 10 Oktober di Mimika, menghimbau masyarakat “agar menggunakan hati nurani untuk menggunakan hak pilihnya terhadap pilihan pemimpin yang bersih, mempunyai ahlak moral yang pantas dicontoh, tidak pembohong, gelar akademis yang dapat dibuktikan dan tidak menggunakan uang rakyat untuk memperkaya diri”, tegas Pastor Amandus Rahadat di Timika (7/10). 

Hal senada dari seorang Mahasiswa Fakultas Hukum Internasional dari Universitas terkemuka di Jayapura, menanggapi seruan-seruan NFRPB dan KNPB, sebagai perilaku yang tidak pantas dicontoh dengan memperjual-belikan rakyat sendiri melalui berita-berita kebohongan. Membebani rakyat meminta-minta dana dengan kebohongan-kebohongan mereka, tegas Ruben sebutan Mahasiswa tersebut di Jayapura (10/10).
Dia menambahkan, kegaiatan NFRPB dan KNPB adalah mimpi disiang bolong karena tidak satupun dapat dibuktikan. Kita lihat saja isu konvoi Kapal Fredom Frotila, sampai hari ini tidak ada wujudnya. Bahkan begitu memilukan seperti yang dialami masyarakat Merauke, kapal “KM Kalimutu” diberitakan sebagai Kapal Frotila, membuat masyarakat sangat kecewa karena merasa dibohongi. Demikian juga, berita mengenai Pembukaan Kantor Perwakilan OPM di London dan Belanda, dan sebenarnya adalah tempat kost-kostan mereka tapi disebut-sebut kantor perwakilan. 

Tegasnya Ruben lagi, termasuk pernyataan Perdana Menteri Vanuatu di Sidang Majelis Umum PBB, yang diberitakan mendukung kemerdekaan Papua Barat, semakin membuka mata atas kebohongan-kebohongan yang mereka lakukan, lanjut Ruben. Dubes Jerman untuk PBB, Peter Wittig, yang memegang rotasi ketua Dewan Keamanan memimpin Sidang Umum Majelis Umum PBB di New York, menjelaskan bahwa “Fokus pertemuan dengan agenda membahas konflik Suriah, peran yang muncul dari Liga Arab sebagai aktor regional yang signifikan dan kontributor untuk resolusi konflik dan isu-isu Afghanistan, dan konflik antara Sudan dan Sudan Selatan, dan bagaimana melindungi anak-anak dalam konflik tersebut”. 

Ruben mengingatkan agar masyarakat Papua supaya lebih hati-hati terhadap berita-berita yang di bawa-bawa oleh kelompok-kelompok tertentu. “Jangan mudah dibohongi dan lebih baik kita sama-sama bergandengan tangan untuk membangun Papua yang damai dan sejahtera, yang sudah di depan mata. Daripada kita ikut-ikutan terhadap kegiatan yang tidak jelas, yang malah menjeremuskan kita”, imbuh Ruben.
Share this post :