Headlines News :
Home » , , , , , » NAMA-NAMA ILAHI DALAM KITAB SUCI

NAMA-NAMA ILAHI DALAM KITAB SUCI

NAMA-NAMA ILAHI DALAM KITAB SUCI
Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) pada tanggal 21 Oktober 2010 di Jayapura, Papua menggelar Seminar Sehari yang bertajuk: “Nama-nama Ilahi dalam Kitab Suci”, dengan menghadirkan 2 orang pembicara dari Departemen Penerjemahan LAI yakni: Pdt. Dr. Anwar Tjen dan  Bpk. Perry Katopo, M.Th.seminar_1.jpg
Seminar yang digelar di Gedung Serba Guna Walikota Jayapura dibuka oleh Asisten II Walikota Jayapura dan disaksikan oleh Sekum LAI, Duta Pranowo, MBA., dan  dihadiri ratusan peserta yang berasal dari berbagai denominasi Gereja di Jayapura. Bahkan, tak sedikit pula peserta yang datang dari berbagai kabupaten di Papua, meski harus mengarungi lautan selama 2 hari menggunakan kapal laut. Ini membuktikan betapa tema penggunaan nama Allah dalam kitab suci telah menjadi isu hangat di tengah-tengah kehidupan jemaat.
Narasumber pertama siang itu ialah Bpk Perry Katopo. Dalam makalahnya Ia mengulas secara mendalam tentang asal usul penggunaan nama YHWH dalam Alkitab yang oleh LAI diterjemahkan TUHAN. Selama lebih kurang 20 menit, pak Perry membacakan makalahnya secara teratur dan mendalam disertai penjelasan-penjelasan sehingga memberi  pencerahan kepada para peserta yang hadir.


Selepas pemaparan Pak Kattopo, Pdt, Dr. Anwar Tjen  sebagai narasumber kedua pun tampil menguraikan  kata El, Eloah dan Elohim dalam bahasa Ibrani yang diterjemahkan oleh LAI  menggunakan  kata Allah. Dengan gayanya yang energik serta fasih, membuat suasana seminar saat itu semakin semangat. Pdt Anwar Tjen secara sistematis dan mendalam menguraikan hal-hal yang menjadi pertimbangan LAI, sehingga menggunakan kata Allah dalam Alkitab untuk menunjuk pada Yang Maha Tinggi. seminar.jpg
Meski pemaparan yang diberikan kedua narasumber siang itu sangat jelas, namun ada beberapa peserta yang tidak puas. Walaupun ruang sesi tanya jawab berlangsung panas karena pro dan kontra diantara para peserta, namun semuanya bisa berjalan baik serta lancar. Dan di akhir seminar tersebut, para narasumber berkesimpulan, bahwa penggunaan kata TUHAN dan ALLAH dalam Alkitab terjemahan LAI untuk menunjuk pada Sang Ilahi adalah tepat dan bukan sesuatu yang mesti dipersoalkan oleh umat Kristen di Indonesia, khususnya di tanah Papua.
Kesimpulan seminar sehari saat itu memang tak lantas mampu menyelesaikan persoalan penggunaan kata Allah dalam kehidupan jemaat. Tantangan Gereja pasti semakin berat dalam arus informasi yang semakin terbuka ini. Namun paling tidak, LAI telah membuat langkah awal yang selanjutnya akan diteruskan oleh Gereja-gereja di Tanah Papua.
Pada sisi lain, Seminar sehari yang diselenggarakan LAI di Jayapura membuktikan betapa jemaat Tuhan di Tanah Papua membutuhkan pengajaran-pengajaran bermutu guna menjawab berbagai pergumulan teologi yang dialami oleh Gereja Tuhan. Semoga apa yang dibuat oleh LAI ini dapat menjadi agenda tahunan yang bukan saja bertujuan memberi pencerahan bagi warga Gereja, tetapi juga semakin mendekatkan LAI dengan jemaat Tuhan di Tanah Papua. [RG]
Share this post :