Semua hasil karya yang dimuat di situs ini baik berupa teks, gambar dan suara serta segala bentuk grafis (selain yang berkode IST) menjadi hak cipta HMPW Se-Jayapura Papua
Seminar Memperjelas Peran Perempuan Suku Walak
Wamena, Jubi – Untuk lebih memperjelas status keaktifan pengurus,
peran, dan memperjelas status hak serta kewajiban perempuan Suku Walak,
maka Ikatan Suku Walak (Iswal) menggelar Seminar Perempuan Suku Walak
Se-Propinsi Papua.
Seminar yang dilaksanakan di Gedung Tongkonan, Wamena, Senin (13/10)
tersebut, diikuti 500 peserta perempuan dari tujuh wilayah yakni,
wilayah Wamena, Ilugua, Wollo, Eragayam, Barlima, Jayapura dan Timika.
Acara ini juga dihadiri Bupati Kabupaten Jayawijaya, Wempi Wetipo yang
sekaligus membuka kegiatan seminar perempuan Suku Walak.
Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan Suku Walak, Selesina Doga
mengatakan, setiap perempuan Suku Walak yang mendiami daerah suku walak
serta menggunakan bahasa Walak telah bersatu hati untuk menyatakan sikap
dan kesetiannya, melalui persekutuan yang dibangun bertahun-tahun.
Di mana, perempuan Suku Walak memiliki karakter yang berbeda namun
memiliki potensi yang sama dengan perempuan pada suku-suku lainnya.
“Perempuan Suku Walak terus membenahi diri sebagi masyarakat yang
maju dalam perkembangan era saat ini, dengan demikian perempuan Walak
tengah berusaha dan menyadari untuk menemukan maksud-maksud yang
tersembunyi melalui berbagai kegiatan, karena perempuan suku walak telah
membangun sebuah prinsip hidup bahwa hidup ini adalah anugerah dan
harus lebih menghargai hidup,” kata Doga dalam sambutanya.
Diakui Doga, untuk saat ini perempuan Suku Walak diharuskan dapat
membangun kerjasama dan koordinasi dengan perempuan suku lainnya melalui
wadah ikatan perempuan suku walak, dengan tujuan dan cita-cita untuk
membangun dan mengurus semua kepentingan orang Walak yang mendiami
berbagai wilayah.
Dikatakan, pada dasar dan kenyataannya menunjukan, perempuan Walak
bukan bagian dari Suku Walak karena yang mengatur rumah tangga ialah
hanya diperioritaskan oleh kaum laki-laki tanpa melibatkan perempuan.
Sebagai perempuan Suku Walak, katanya, perempuan Suku Walak menyadari
adanya faktor yang mempengaruhi hal ini terjadi diantaranya faktor
pendidikan, kesehatan, adat dan budaya, serta orang tua lebih memberikan
kebebasan kepada pria untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih
tinggi lagi.
“Kepercayaan perempuan lebih rendah dari pada kepercayaan yang
diberikan kepada laki-laki, serta pendapat laki-laki lebih diutamakan
dari pada perempuan padahal konsep kemitraan perempuan dan laki-laki
sebernarnya itu sama,” ujarnya.
Untuk itu, melalui seminar ini dapat memberikan arti sebagai upaya
peningkatan kemampuan perempuan dalam pembangunan kapasitas dan
keterampilan agar mampu meraih akses dan penguasaan teknologi serta
pengambilan keputusan.
Sementara itu Bupati Jayawijaya, Wempi Wetipo mengungkapkan,
pemerintah memberikan apresiasi pada kegiatan yang dibuat oleh kaum
perempuan suku walak.
Menurutnya, seminar seperti ini harus dapat diikuti oleh perempuan
suku yang lainnya, dimana perempuan suku walak mempunyai komitmen yang
kuat untuk menjadi agen perubahan bagi daerah yang dicintainya terutama
di Kabupaten Jayawijaya.
“Kegiatan yang dilakukan oleh perempuan Suku Walak ini sangat
bermanfaat banyak dalam pembangunan, karena perempuan suku walak
memiliki kreatifitas yang baik sebagai seorang perempuan,” papar Bupati
kepada wartawan usai membuka seminar.
Dalam mendukung kegiatan perempuan suku walak yang sedang berjalan,
Bupati Jayawijaya memberikan sumbangan dana pendukung kegiatan serta
dalam waktu dekat akan diberikan bantuan berupa kendaraan guna
mengangkut hasil pertanian untuk dipasarkan serta dapat digunakan untuk
kegiatan lainnya terutama kegiatan Perempuan suku walak. (Islami)